Selasa, 06 Mei 2014

arsitektur hijau



1.Apa pengertian Arsitektur Hijau
Green Architecture atau sering disebut sebagai Arsitektur Hijau adalah arsitektur yang minim mengonsumsi sumber daya alam, ternasuk energi, air, dan material, serta minim menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Sebagai pemahaman dasar dari arsitektur hijau yang berkelanjutan, elemen-elemen yang terdapat didalamnya adalah lansekap, interior, yang menjadi satu kesatuan dalam segi arsitekturnya. Dalam contoh kecil, arsitektur hijau bisa juga diterapkan di sekitar lingkungan kita. Yang paling ideal adalah menerapkan komposisi 60 : 40 antara bangunan rumah dan lahan hijau, membuat atap dan dinding dengan konsep roof garden dan green wall. Dinding bukan sekadar beton atau batu alam, melainkan dapat ditumbuhi tanaman merambat. Tujuan utama dari green architecture adalah menciptakan eco desain, arsitektur ramah lingkungan, arsitektur alami, dan pembangunan berkelanjutan. Arsitektur hijau juga dapat diterapkan dengan meningkatkan efisiensi pemakaian energi, air dan pemakaian bahan-bahan yang mereduksi dampak bangunan terhadap kesehatan. Perancangan Arsitektur hijau meliputi tata letak, konstruksi, operasi dan pemeliharaan bangunan. Konsep ini sekarang mulai dikembangkan oleh berbagai pihak menjadi Bangunan Hijau (green building).
Menurut Brenda dan Robert Vale (1991), arsitektur hijau adalah suatu pendekatan desain bangunan yang memperhatikan sumber daya alam yang digunakan untuk bangunan, material, bahan bakar selama pembangunan, serta konsruksi dari pengguna bangunan tersebut. Ia juga menambahkan prinsip green architecture ini bukan sebagai rumus atau resep yang harus diikuti, tetapi sebagai pengingat bagi para desainer yang kerap melupakan prinsip-prinsip tersebut. Brenda dan Robert Vale mengemukakan green architecture dalam 6 prinsip yaitu memanfaatkan energi, memanfaatkan iklim, meminimalisasikan penggunaan sumber daya alam batu, respek terhadap pengguna, respek terhadap site, dan holisme. Dapat dikatakan arsitektur hijau merupakan bagian dari pembangunan. 







2.Untuk siapa konsep Arsitektur Hijau
Sebuah penelitian terbaru di Amsterdam, Belanda semakin membuktikan manfaat ruang terbuka hijau bagi kesehatan masyarakat. Penelitian yang dipimpin oleh Dr. Jolanda Maas dari VU University Medical Centre ini menyebutkan, masyarakat saat ini terancam kekurangan ruang terbuka hijau akibat terus meningkatnya arus urbanisasi. Padahal lingkungan hijau yang alami bisa menurunkan risiko masyarakat terkena berbagai macam penyakit. Ruang terbuka hijau juga berefek positif terhadap kesehatan fisik dan mental masyarakat. Hasil penelitian yang diterbitkan di Journal of Epidemiology and Community Health, sebagaimana dilaporkan oleh Psychcentral ini mempelajari laporan kesehatan dari 345.143 responden dengan berbagai latar belakang sosial dan ekonomi, termasuk tingkat pendidikan, status pekerjaan dan asuransi kesehatan yang mereka miliki. Hasilnya, mereka yang tinggal dalam radius satu kilometer dari ruang terbuka hijau memiliki risiko lebih rendah terkena 15 dari 24 jenis penyakit, termasuk diantaranya penyakit jantung, gangguan otot, gangguan mental, penyakit pernafasan, penyakit syaraf, penyakit pencernaan dan keluhan kesehatan yang lain. Ruang terbuka hijau bermanfaat paling besar untuk mencegah depresi dan kecemasan atau stres. Manfaat ruang terbuka hijau bagi kesehatan paling banyak dirasakan oleh anak-anak dan mereka yang memiliki strata sosial dan ekonomi yang lebih rendah di wilayah yang tidak terlalu padat penduduk.
Menurut penelitian ini, banyak wilayah yang memiliki ruang terbuka hijau biasanya terletak agak jauh dari pusat kota. Mereka yang memiliki strata ekonomi lebih tinggi cenderung memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi dan tidak memanfaatkan moda transportasi alternatif seperti transportasi publik, sepeda atau berjalan kaki . Sehingga  mereka tidak berhasil mengoptimalkan manfaat ruang terbuka hijau ini. 
Namun semua itu bisa diubah dengan perubahan tekad dan prilaku untuk lebih melakukan aktifitas fisik. Hasil temuan ini semakin menekankan pentingnya keberadaan ruang terbuka hijau bagi masyarakat.
Dalam penelitian lain yang melibatkan 4.529 penduduk, para peneiliti menemukan bahwa mereka yang tinggal dalam radius tiga kilometer dari ruang terbuka hijau memiliki kehidupan yang jauh lebih tenang dan lebih sehat karena jarang mengalami stress dibanding mereka yang tinggal di wilayah dengan sedikit atau tidak memiliki ruang terbuka hijau.
Ruang terbuka hijau memicu aktifitas fisik, memotivasi masyarakat untuk berolah raga. Olah raga sangat bermanfaat bagi kesehatan mental. Mereka yang tinggal di sekitar ruang terbuka hijau juga bisa menikmati kualitas udara yang lebih baik sehingga memiliki risiko yang lebih rendah terkena penyakit pernafasan.

3.Kapan konsep Arsitektur Hijau terapkan
                Sebelum merancang sebuah bangunan, seorang arsitek harus memperhatikan kondisi daerah tempat berdirinya bangbunan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui suasana lokasi yang akan didirikan bangunan.
                Kenyamanan penghuni bangunan dipengaruhi oleh kondisi kenyamanan bangunan. Untuk memperoleh kenyamanan yang di inginkan, seorang Arsitek harus menciptakan konsep arsitektur hijau dengan memanfaatkan material yang ramah lingkungan. Selain itu, penggunaan landscape yang seimbang dengan luas bangunan dengan perbandingan 40:60, yaitu 40 untuk tanaman dan 60 untuk bangunan. Apabila kondisi banguanan tidak bisa memenuhi perbandingan tersebut, maka dapat merancang penghijauan buatan yang dapat dikombinasikan dengan struktur bengunan seperti, tanaman merambat didinding dan tanaman hias disudut-sudut ruangan. Selain itu, bisa menggunakan matrial ramah lingkungan  seperti atap bening sebagai sumber pencahayaan alami dan pentilasi miring sebagai penghawaan alami




4.Dimana konsep Arsitek Hijau diterapkan
Arsitektur hijau adalah suatu pendekatan perencanaan bangunan yang berusaha untuk meminimalisasi berbagai pengaruh membahayakan pada kesehatan manusia dan lingkungan. Untuk pemahaman dasar arsitektur hijau yang berkelanjutan, meliputi di antaranya lansekap, interior, dan segi arsitekturnya menjadi satu kesatuan. Dalam contoh kecil, arsitektur hijau bisa juga diterapkan di sekitar lingkungan kita.
Misalnya, dalam perhitungan kasar, jika luas rumah adalah 100 meter persegi, dengan pemakaian lahan untuk bangunan adalah 60 meter persegi, maka sisa 40 meter persegi lahan hijau, Jadi komposisinya adalah 60:40. Selain itu membuat atap dan dinding menjadi konsep roof garden dan green wall. Dinding bukan sekadar beton atau batu alam, melainkan dapat ditumbuhi tanaman merambat. Selain itu, tujuan pokok arsitektur hijau adalah menciptakan eco desain, arsitektur ramah lingkungan, arsitektur alami, dan pembangunan berkelanjutan.

Selain itu, arsitektur hijau diterapkan dengan meningkatkan efisiensi pemakaian energi, air dan pemakaian bahan-bahan yang mereduksi dampak bangunan terhadap kesehatan. Arsitektur hijau juga dapat direncanakan melalui tata letak, konstruksi, operasi dan pemeliharaan bangunan.


ARSITEKTUR HIJAU DIRUMAH KITA

Desain rumah yang green architecture bisa diterapkan dirumah kita. Sebagai sebuah kesatuan antara arsitektur bangunan rumah dan taman tentu harus selaras. Untuk mendekatkan diri dengan alam, fungsi ruang dalam rumah ditarik keluar. Ruang tamu di taman teras depan, ruang makan dan ruang keluarga ditarik ke taman belakang atau ke taman samping, atau kamar mandi semi terbuka di taman samping. Sebaliknya, fungsi ruang keluar menerus ke dalam ruang. Ruang tamu atau ruang keluarga hingga dapur menyatu secara fisik dan visual. Rumah dan taman mensyaratkan hemat bahan efisien, praktis, ringan, tapi kokoh dan berteknologi tinggi, tanpa mengurangi kualitas bangunan.

Arsitektur hijau mensyaratkan dekorasi dan perabotan tidak perlu berlebihan, saniter lebih baik, dapur bersih, desain hemat energi, kemudahan air bersih, luas dan jumlah ruang sesuai kebutuhan, bahan bangunan berkualitas dan konstruksi lebih kuat, serta saluran air bersih. Keterbukaan ruang-ruang dalam rumah yang mengalir dinamis. Ketinggian lantai yang cenderung rata sejajar, distribusi void-void, pintu dan jendela tinggi lebar dari plafon hingga lantai dilengkapi jalusi (krepyak), dinding transparan (kaca, glassblock, fiberglass, kerawang, batang pohon), atap hijau (rumput) disertai skylight.

Penempatan jendela, pintu, dan skylight bertujuan memasukkan cahaya dan udara secara tepat, bersilangan, dan optimal pada seluruh ruangan. Keberadaan tanaman hidup di ruang dalam atau di taman (void) berguna menjaga kestabilan suhu udara di dalam tetap segar dan sejuk. Pintu dan jendela kaca selebar mungkin dan memakai tembok dan kusen seminim mungkin menjadikan ruang terasa lega. Pintu dan jendela bisa dibuka selebar-lebarnya. Lantai teras dan ruang dalam dibuat dari material sama dan menerus rata (tidak ada beda ketinggian lantai) membuat kesatuan ruang terasa luas dan menyatu dengan ruang luar di depannya.

Optimalisasi void menciptakan sirkulasi pengudaraan dan pencahayaan alami yang sangat membantu dalam penghematan energi. Desain void yang tepat dapat mengurangi ketergantungan penerangan lampu listrik terutama di pagi hingga sore hari dan pemakaian kipas angin atau pengondisi udara yang berlebihan. Void dalam bentuk taman (kering) dapat berfungsi sebagai sumur resapan air. Persenyawaan bangunan dan taman dalam konsep arsitektur hijau memiliki banyak keuntungan bagi rumah itu sendiri, lingkungan sekitar, dan skala kota secara keseluruhan. Rumah sehat memiliki sistem terbuka. Maka, setiap rumah yang dibangun berdasarkan konsep arsitektur hijau dapat mengurangi krisis energi listrik dan BBM serta krisis kualitas lingkungan.









5.Mengapa konsep Arsitektur Hijau diperlukan
Secara matematis disebutkan, konsumsi 300 liter air harus dapat dikembalikan sepenuhnya ke tanah. Misalkan, air sisa cuci sayur dapat digunakan untuk mencuci mobil. "Atau membuat sumur resapan dan biopori," kata Nirwono.
Dalam hal estetika, arsitektur hijau terletak pada filosofi merancang bangunan yang harmonis dengan sifat-sifat dan sumber alam yang ada di sekelilingnya. Penggunaan bahan bangunan yang dikembangkan dari bahan alam dan bahan bangunan yang dapat diperbaharui.
"Memanfaatkan sumber yang dapat diperbaharui seperti menggunakan sinar matahari melalui passive solar dan active solar, serta teknik photovoltaic dengan menggunakan tanaman dan pohon-pohon melalui atap hijau dan taman hujan," kata Mauro.
Konsep arsitektur hijau sangat mendukung program penghematan energi. Rumah ala tropis dengan banyak bukaan, dibentuk untuk mengurangi pemakaian AC juga penerangan. Namun, hal tersebut tidak akan berjalan mulus jika sekeliling rumah tidak asri. Bukaan banyak hanya akan memasukkan udara panas dan membuat pemiliknya tetap memasang pendingin ruangan.
Taman dan halaman dalam arsitektur hijau juga tidak sekadar memperhatikan estetika. "Dengan adanya krisis pangan, gagasan roof garden bisa jadi apotek hidup atau kebun sayuran. Tidak zaman lagi bikin taman dari segi estetis saja," sebut Nirwono. Tanaman sayur ditata serapi mungkin, kemudian dikonsumsi pemiliknya. Beberapa tanaman yang cocok untuk roof garden adalah daun sirih, pandan sayur, kangkung, dan lain-lainnya.
Nirwono menjelaskan adanya keselarasan antartiap sendi dalam kehidupan. Orang bicara konsep hijau, tapi tidak jeli dengan sekitar. Krisis energi muncul akibat kelemahan manusia dalam memenuhi kebutuhan. Manusia menunggu datangnya bahan pangan dari luar kota. Sayur tomat yang bisa ditanam di halaman, tidak menjadi pilihan pertama. Lebih suka menunggu truk sayur membawa dari luar kota. Coba pikir, berapa banyak energi yang terbuang.
Sebuah perusahaan di Jerman melansir produk batu bata ramah lingkungan. Nyatanya, produk tersebut tidak jadi ramah lingkungan jika mesti dibawa menggunakan kapal laut ke luar Jerman. Sebaiknya kita mampu menggunakan batu bata sendiri, dengan biaya dan peluang pemborosan energi lebih sedikit. Struktur bangunan asli Indonesia sudah menerapkan prinsip green architecture.
"Struktur bangunan di Jawa dan Irian, jenis arsitektur tropis memanfaatkan bahan asli dari daerah tersebut," ucap pria ramah ini. Dengan segala keterbatasan, nenek moyang kita membangun rumah tepat daya dan guna.
Dari segi interior, arsitektur hijau mensyaratkan dekorasi dan perabotan tidak perlu berlebihan, saniter lebih baik, dapur bersih, desain hemat energi, kemudahan air bersih, luas dan jumlah ruang sesuai kebutuhan, bahan bangunan berkualitas dan konstruksi lebih kuat, serta saluran air bersih. Untuk mengatasi limbah sampah, lubang biopori dapat menjadi solusi.
6.Bagaimana konsep Arsitektur Hijau diterapkan
Konsep green architecture atau arsitektur hijau saat ini menjadi topik yang ramai diperbincangkan, selain kesadaran masyarakat yang makin tinggi akan pentingnya melestarikan alam hal ini juga untuk menghemat sumber daya alam yang tak terbarukan. Berbagai pemikiran tentang green arsitektur pun bermunculan seiring persaingan di dunia arsitek. Green architecture ialah sebuah konsep arsitektur yang berusaha meminimalkan pengaruh buruk terhadap lingkungan alam maupun manusia dan menghasilkan tempat hidup yang lebih baik dan lebih sehat, yang dilakukan dengan cara memanfaatkan sumber energi dan sumber daya alam secara efisien. Konsep arsitektur ini pada dasarnya lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitar, penggunaan bahan daur ulang dan juga ramah lingkungan. Green architecture  diharapkan akan digunakan di masa kini dan masa yang akan datang, demi kelangsungan hidup yang lebih baik, di bawah ini beberapa prinsip dari green architecture :
   1.Hemat energi, Pengoperasian bangunan meminimalkan penggunaan bahan baker dan energi listrik.
   2.Memperhatikan kondisi iklim, mendesain bangunan harus disesuaikan dengan kondisi iklim setempat.
   3.Meminimalkan pemakaian sumber daya baru, seperti menggunakan bahan daur ulang atau penggunaan material bangunan yang tidak berbahaya bagi ekosistem dan sumber daya alam.
   4.Tidak berdampak negative bagi kesehatan dan kenyamanan penghuni bangunan tersebut, bangunan yang akan dibuat nantinya tidak merusak alam sekitarnya sehingga pada saat bangunan tersebut sudah tidak digunakan, lingkunagn sekitar akan tetap tampak aslinya
   5.Merespon  keadaan tapak dari bangunan, dalam merancang bangunan harus memperhatikan semua pengguna bangunan dan memenuhi semua kebutuhannya.
   6.Menetapkan seluruh prinsip – prinsip green architecture secara keseluruhan, ketentuan di atas tidak baku dan kita dapat menyesuaikannya dengan kebutuhan.
Green architecture (arsitektur hijau) mulai tumbuh sejalan dengan kesadaran dari para arsitek akan keterbatasan alam dalam menyuplai material yang mulai menipis.Alasan lain digunakannya arsitektur hijau adalah untuk memaksimalkan potensi alam.

Penggunaan material-material yang bisa didaur-ulang juga mendukung konsep arsitektur hijau, sehingga penggunaan material dapat dihemat.

Green dapat diinterpretasikan sebagai sustainable (berkelanjutan), earthfriendly (ramah lingkungan), dan high performance building (bangunan dengan performa sangat baik).

   A.Sustainable ( Berkelanjutan ).
Yang berarti bangunan green architecture tetap bertahan dan berfungsi seiring zaman, konsisten terhadap konsepnya yang menyatu dengan alam tanpa adanya perubahan – perubuhan yang signifikan tanpa merusak alam sekitar.
  B. Earthfriendly ( Ramah lingkungan ).
Suatu bangunan belum bisa dianggap sebagai bangunan berkonsep green architecture apabila bangunan tersebut tidak bersifat ramah lingkungan, artinya bukan hanya desain tetapi juga dalam implementasinya dalam penggunaan bahan atau material untuk bangunan.

  C. High performance building.
Bangunan yang disebut green arsitektur juga harus memiliki sifat ini, artinya memanfaatkan tenaga alam dengan didukung teknologi tinggi .
Contohnya :
   1.Penggunaan panel surya ( Solar cell ) untuk memanfaatkan energi panas matahari          sebagai sumber pembangkit tenaga listrik rumahan.
   2.Penggunaan material – material yang dapat di daur ulang.
Secara sederhana konsep green architecture ini bisa kita terapkan di dalam rancangan rumah sederhana sekalipun, hanya saja semua kembali pada kesadaran diri kita sendiri, apakah ada niat baik untuk menuju ke sana, demi kelangsungan hidup anak cucu kita di masa depan yang lebih baik.






















DAFTAR PUSTAKA

o   http://www.astudioarchitect.com/2008/11/konsep-green-architecture-arsitektur_10.html
o   http://hadiex.blogspot.com/2012/11/green-architecture.html
o   http://www.hijauku.com/2011/12/14/manfaat-ruang-terbuka-hijau-bagi-kesehatan/

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda